"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (2:183)
PUASA DAN TAKWA
Ayat ini mengandung banyak pelajaran berkaitan dengan puasa terutama ketakwaan. Ayuh kita kupas satu-satu ^^
Seperti yang diketahui bahawa puasa dalam bulan ramadhan wajib ke atas umat Islam. Apa yang dimaksudkan dengan PUASA? Puasa ialah menahan diri daripada makan dan minum dan jimak dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari,dengan niat daripada ahlinya(umat Islam),bergantung kerana Allah dan persiapan bagi diri untuk bertakwa kerana Allah. [1]. Apa pula yang dimaksudkan dengan takwa? Apa hubungan puasa dan takwa?
Secara bahasa arab,takwa berasal dari fiil ittaqa-yattaqi,yang ertinya berhati-hati,waspada,takut. Perkataan bertakwa dalam Tafsir al-Munir membawa penjelasan,namun secara istilah telah diungkapkan oleh Thalq bin Habib Al'anazi
العَمَلُ بِطَاعَةِ اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، رَجَاءَ ثَوَابِ اللهِ، وَتَرْكِ مَعَاصِي اللهِ، عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ، مَخَافَةَ عَذَابِ اللهِ
maksudnya: “Taqwa adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dengan cahaya Allah (dalil), mengharap ampunan Allah, meninggalkan maksiat dengan cahaya Allah (dalil), dan takut terhadap adzab Allah."
Puasa dan takwa bukan sahaja mengawal nafsu kita daripada makan dan minum bahkan mengawal nafsu daripada melakukan kemaksiatan. Orang yang bertaqwa beribadah, bermuamalah, bergaul, mengerjakan kebaikan karena ia teringat dalil yang menjanjikan ganjaran dari Allah Ta’ala, bukan atas dasar ikut-ikutan, tradisi, taklid buta, atau orientasi duniawi. Demikian juga orang bertaqwa senantiasa takut mengerjakan hal yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, karena ia teringat dalil yang mengancam dengan azab yang mengerikan. Dari sini kita tahu bahwa ketaqwaan tidak mungkin tercapai tanpa memiliki cahaya Allah, yaitu ilmu terhadap dalil Al Qur’an dan sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Jika seseorang memenuhi kriteria ini, layaklah ia menjadi hamba yang mulia di sisinya:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kalian” (QS. Al Hujurat: 13)
Tidak ku duga…
Engkau kian menghampiri saat kepulanganmu
Sedang aku baru mulai menghitung ibadah
Rupanya terlalu tipis ibadah yang ku gubah
Saat ini baru ku sedari kenikmatanmu
Saat ini baru ku sedari keindahanmu
Duhai Ramadhan…
Ku akui imanku terlalu halus umpama zarah-zarah yang berterbangan
Ku tahu kedatanganmu terlalu pantas seumpama sambaran kilat
Namun ku tetap terus leka dengan mainan khayalan benakku
Tanpa memikirkan untuk mengatur cara mendakapmu seeratnya
Aku lupa denganmu aku bisa melawan amarah yang menyinga
Daripadamu juga berusaha mendidik rembatan nafsu bisuku
Dan daripadamu juga aku mengenal kondisi diriku yang sebenarnya
Kini baru aku mulai bersungguh menggapaimu
PadaNya ku sujud meratib memohon berjuta keampunan
Atas segala titik dosa yang pernah ku pahatkan padaNya
Air mataku lencun membasahi hamparan sujudku
Mangalir deras menyucikan lorong-lorong kelam dosa
Menyuburkan kebun hati yang tandus baja ketenanganNya
Mutiara jernih itu amat bernilai maharnya bagiku
Kerana ia penawar utama buat sanubari ini
Aku bersyukur di kelewatan keinsafan ini
Engkau suntikkan sinar cahaya kesedaran
Akan ku berusaha meraih fasa ketiga yang Engkau titipkan
Setelah fasa pertama dan kedua yang telah ku abaikan
Ya Allah…
Berilah daku peluang untukku mengkoreksi diri
Walau ku tahu RamadanMu akan berlalu pergi
Berilah ruang dan peluang ku mengecap sekelumit berkat darinya
Aku juga hambaMu yang amat mendambakan malam Al-Qadr
Temukanlah aku dengannya agar ianya bakal menjadi bekal bagiku nanti
Ya Ilahi…
Akan ku pelihara air mata Ramadan ini hingga ke akhirnya
Takkan ku biarkan air mata ini menitis untuk perkara yang sia-sia
Titipkanlah walau secangkir cuma belas EhsanMu kepadaku
Agar ku bisa mewarnai kehidupanku dengan keimanan padaMu
Agar ku bisa pulang dengan penuh rasa kehambaan padaMU
-Allahumma innaka a’fuwwun karim tuhibbul a’fwa fa’fuanni-
via ILuvIslam
Tujuan berpuasa untuk menyemai ketakwaan dalam diri:
1. Mendidik manusia menjadi amanah
Sabda Nabi s.a.w,bahwa Nabi s.w.t : "Semua amalan anak Adam untuknya,melainkan puasa . Ianya untukku dan hanya aku yang membalasnya." (Riwayat al-Bukhari)
2. Melatih diri mendekatkan diri kepada Allah
3. Menyekat dan mengurangkan nafsu dalam melakukan kemaksiatan
4. Menguatkan tubuh badan dan ruh [2]
Rujukan
[1] Tafsir al-Munir,m/s 494
[2] Tafsir al-Munir,m/s 498
::SALAM RAMADHAN KAREEM::
along aliah
11.34pm / 8/7/2013
bayt aflah,mu'tah
jordan
|
Comments
Post a Comment